SEJARAH-ARTI-MAKNA LAMBANG GARUDA PANCASILA. Sejarah Lambang Garuda Pancasila pada awalnya sudah mengalami beberapa kali versi perubahan desain, setidaknya sudah 6 kali hingga menjadi Garuda Pancasila versi standar seperti yang kita kenal sekarang ini.
Lambang Garuda Pancasila yang pertama kali di perkenalkan secara terbuka adalah merupakan karya Sultan Hamid II, lalu secara resmi dipergunakan pemakaiannya sebagai Lambang Negara Republik Indonesia Serikat [ RIS ] pada saat sidang kabinet RIS pada tanggal 11 Februari 1950. Kemudian di perkenalkan kembali kepada khalayak ramai oleh presiden Soekarno pada tanggal 15 Februari 1950 di hotel Des Indes Jakarta. Bentuk Lambang Garuda Pancasila pada saat itu masih berupa gambar versi ke 4 dari rancangan awal Sultan Hamid II dengan Gambar Rajawali/ Garuda tanpa '
jambul' sehingga terkesan gundul mirip dengan
Bald Eagel nya lambang negara Amerika Serikat.
|
Garuda wishnu & Garuda Pancasila versi desain 1 -2 |
Pada desain awal [ versi 1 dan versi 2 ], Lambang Garuda Pancasila semula masih mengadopsi pada mitologi kuno yang mengarah kepada kendaraan Garuda Wishnu, hingga akhirnya akan mengalami perubahan sebanyak 6 kali. Pada saat Sultan Hamid II selesai mendesain rancangan lambang negara versi ke 3 dan kemudian mengajukan konsep tersebut kepada Presiden Soekarno pada tanggal 8 Februari 1950, maka terjadilah berbagai musyawarah dan dialog yang intens, salah satunya adalah masukan dan saran dari Partai Masyumi yang mendapat respon cukup bagus, dimana pada saat itu Partai Masyumi menyarankan untuk mempertimbangkan kembali rancangan/konsep lambang Garuda Pancasila versi ke 3 tersebut, karena gambar burung Garuda dengan tangan dan bahu manusia yang memegang perisai dianggap terlalu bersifat mitologis.
|
Garuda Pancasila versi desain 3 - 4 |
Hingga akhirnya bentuk gambarnya disempurnakan kembali menjadi Garuda Pancasila ke 4 seperti yang diperkenalkan pada tanggal 11 Februari 1950 pada sidang kabinet RIS. Garuda Pancasila versi ke 4 tersebut masih berupa Rajawali/ Elang tanpa jambul [ mirip bald eagle ], padahal rajawali yang demikian tidak hidup di Indonesia, serta cakar rajawali masih mencengkeram pita semboya Bhinneka Tunggal Ika dari arah belakang, namun susunan jumlah bulu yang melambangkan tanggal bulan dan tahun hari kemerdekaan 17-8-1945 sudah ada lengkap dengan perisai bergambar simbol 5 sila dari Pancasila.
|
Garuda Pancasila versi lukisan desain - 5 |
Atas usulan Presiden Soekarno pada tanggal 20 Maret 1950 memerintahkan pelukis istana, Dullah, untuk melukis kembali rancangan tersebut; setelah sebelumnya diperbaiki antara lain penambahan "jambul" pada kepala Garuda Pancasila, serta mengubah posisi cakar kaki yang mencengkram pita dari semula di belakang pita menjadi di depan agar lebih estetis & membumi dengan mengambil model Rajawali asli yang hidup di Indonesia yaitu Elang Jawa yang memiliki jambul, adalah merupakan desain perubahan versi ke 5.
|
Elang Jawa-Nisaentus Bartelsi |
|
Garuda Pancasila perunggu-Monas |
Sultan Hamid II kemudian kembali mendesain ulang dan memyempurnakan Garuda Pancasila yang ke 6, dengan menambah skala ukuran dan tata warna gambar lambang negara tersebut. Rancangan Garuda Pancasila terakhir ini dibuatkan patung besar dari bahan perunggu berlapis emas yang disimpan dalam Ruang Kemerdekaan Monumen Nasional sebagai acuan, ditetapkan sebagai lambang negara Republik Indonesia, dan desainnya tidak berubah hingga kini. maka jadilah rancangan terakhir itu sebagai model standar terakhir Lambang Garuda Pancasila dengan cakar mencengkeran pita semboyan Bhinneka Tunggal Ika dari arah depan.
|
Garuda Pancasila Desain versi - 6 |
Desain versi 6 tersebut lukisan otentiknya diserahkan kepada H. Masagung, Yayasan Idayu Jakarta pada 18 Juli 1974. Sedangkan Lambang Negara yang ada disposisi Presiden Soekarno dan foto gambar lambang negara yang diserahkan ke Presiden Soekarno pada 11 Februari 1950 masih tetap disimpan oleh Kraton Kadriyah, Pontianak.
Dari transkrip rekaman dialog Sultan Hamid II dengan Masagung (1974) sewaktu penyerahan berkas dokumen proses perancangan lambang negara, disebutkan “ide perisai Pancasila” muncul saat Sultan Hamid II sedang merancang lambang negara. Dia teringat ucapan Presiden Soekarno, bahwa hendaknya lambang negara mencerminkan pandangan hidup bangsa, dasar negara Indonesia, di mana sila-sila dari dasar negara, yaitu Pancasila divisualisasikan dalam lambang negara.
|
Model Garuda Pancasila standar dengan ukurannya |
Meski bisa dikatakan tidak berdasarkan aturan resmi kini bermunculan Garuda Pancasila berbagai model yang keluar dari pakem namun tetap mengacu pada aturan bakunya pada model desain standar, terutama model 3 dimensi baik patung maupun seni grafis yang terinspirasi dari patung Garuda Pancasila pada background Tugu Pahlawan Revolusi di Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya dan pada background ruang sidang Gedung DPR-MPR di Senayan.
|
Monumen Pancasila Sakti -Background Garuda Pancasila |
|
|
|
|
|
Garuda Pancasila di Gedung DPR-MPR |
Adapun pengambilan Burung Garuda sebagai Lambang Negara, mempunyai nilai filosofis untuk menggambarkan bahwa Negara Indonesia adalah bangsa yang besar dan negara yang kuat.
Arti dan Makna Lambang Garuda Pancasila terdiri dari 3 bagian pokok yang dapat di jelaskan
di sini.
- Mempunyai nilai filosofis bentuk fisik yang gagah & kuat, kelincahan, keuletan, kecerdasan, kewaspadaan, kegesitan serta sifat pantang menyerah yang semuanya menggambarkan Negara Indonesia yang besar & kuat.
- Warna keemasan pada burung Garuda melambangkan keagungan dan kejayaan.
- Garuda memiliki paruh, sayap, ekor, dan cakar yang melambangkan kekuatan dan tenaga pembangunan.
- Jumlah bulu Garuda Pancasila melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Yaitu :
- Pada dua pasang sayap mempunyai 17 helai bulu melambangkan tanggal.
- Pada bulu ekor terdapat 8 helai bulu melambangkan bulan.
- Pada pangkal ekor terdapat 19 helai bulu melambangkan 2 angka depan tahun.
- Pada leher terdapat 45 helai bulu melambangkan 2 angka terakhir tahun.
- Perisai atau tameng sejak lama di kenal sebagai alat pertahanan dari serangan senjata musuh dalam peradaban Indonesia sebagai bagian senjata pertahanan yang mempunyai nilai filosofis perjuangan, pertahanan, dan perlindungan diri untuk mencapai tujuan.
- Garis tebal di tengah-tengah perisai yang melukiskan garis khatulistiwa yang menggambarkan lokasi Negara Kesatuan Republik Indonesia, yaitu negara tropis yang dilintasi garis khatulistiwa membentang dari timur ke barat.
- Merah putih sebagai warna dasar perisai melambangkan warna dari bendera kebangsaan Indonesia 'merah-putih'. Pada tengah mempunyai warna dasar hitam mengandung filosofi sifat jantan dan kesatria.
- Lima buah ruang pada perisai yang mewujudkan dasar negara Pancasila, dengan rincian sebagai berikut :
- Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa dilambangkan dengan Bintang bersudut lima yang bercahaya berlatar hitam sebagai simbol Kekuasaan Tuhan YME atas semesta raya.
- Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dilambangkan dengan tali rantai bermata bulat dan persegi yang saling mengikat di bagian kiri bawah perisai berlatar merah, simbol dari kesetiakawanan, kebersamaan, toleransi, simpati, empati dan kegotong royongan.
- Sila Ketiga: Persatuan Indonesia dilambangkan dengan pohon beringin kokoh di bagian kiri atas perisai berlatar putih, sebagai simbol persatuan, keterpaduan, sinergi & kerja sama dari semua elemen penunjang kehidupan sehingga melahirkan batang tubuh yang kuat, yang terus tumbuh.
- Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan dilambangkan dengan kepala banteng di bagian kanan atas perisai berlatar merah, sebagai simbol kerakyatan yang dijiwai musyawarah jiwa kerjasama sebagai mahkluk sosial.
- Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dilambangkan dengan padi dan kapas di bagian kanan bawah perisai berlatar putih, sebagai simbol kesejahteraan dan kemakmuran.
- Kedua cakar Garuda Pancasila mencengkeram sehelai pita putih bertuliskan "Bhinneka Tunggal Ika" berwarna hitam, merupakan kutipan dari Kakawin Sutasoma karya Mpu Tantular. Terjemahan harafiah dari kalimat Bhinneka Tunggal Ika "Beraneka Satu Itu", yang bermakna 'meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya tetap adalah satu kesatuan', bahwa di antara beraneka ragam suku, bahasa, agama, budaya dan adat istiadat bangsa Indonesia adalah satu kesatuan.
- Semboyan Bhinneka Tunggal Ika ini digunakan untuk menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.
- Kata "bhinneka" mempunyai makna berbeda-beda.
- Kata "tunggal" berarti satu.
- Kata "ika" berarti itu atau jua/ juga.
Itulah gan, share saya tentang
arti dan makna Lambang Negara Republik Indonesia Garuda pancasila yang banyak mengandung nilai-nilai filosofis luhur dari kepribadian bangsa Indonesia yang berbeda-beda tetapi tetap satu jua, yang membentang di kepulauan Nusantara Raya, terima kasih telah berkunjung semoga bermanfaat. Salam damai Indonesia.
[source : wikipedia & berbagai sumber]
Share :
sip
BalasHapusaku bangga menjadi anak indonesia
BalasHapusmo copy buat tugas nii
BalasHapustapi syangnya jaman sekarang boro-boro mikirin sejarah lahirnya pancasila,.
BalasHapusisi sila 1-5 aja ga tau... jaman aku SD SMP aja harus hapal sampek kebutir-butirnya.
tapi sip bro.. buatbahan anak-anak jaman sekarang,biar tahun sejarah,.. heheh..