Zulkifli Hasan (Menteri Kehutanan RI) bersama ratusan pelajar SD dan SMP di Denpasar melepas sebanyak 200 ekor tukik atau anak penyu di Pantai Mertasari, Sanur, Denpasar, Minggu (19/11/2011). Ia berharap lahirnya sebuah kurikulum sekolah yang memberikan pelajaran, bagaimana siswa dapat mencintai lingkungan alam termasuk untuk melindungi satwa langka yang hampir punah.
Saat ini penyu di Indonesia sudah hampir punah sehingga harus ada upaya untuk melestarikannya, seperti lewat penangkaran maupun aksi melepas anak penyu ke habitatnya di laut.
Sejak dini seperti di usia anak sekolah harus ada upaya untuk menumbuhkan kesadaran mencintai hewan. "Mereka harus diajari untuk melestarikan lingkungan yang menjadi habitat atau tempat tinggal para satwa," katanya.
Karena itu, diharapkan pada tahun mendatang lahir kurikulum sekolah yang memberikan pemahamanan kepada para pelajar bagaimana menjaga lingkungannya termasuk mencintai lingkungan agar tidak rusak seperti lewat perilaku hidup bersih tidak membuang sampah sembarangan.
“Supaya kita bisa mengajarkan kepada anak-anak akan pentingnya menjaga satwa-satwa yang dilindungi,” katanya.
Terlebih, tukik salah satu satwa yang hampir punah. Sehingga perlu upaya untuk melestarkan tukik, dengan cara tidak mengambil, tidak membunuh, dan tidak memperjual belikan.
Jika anak-anak sudah mencintai kebersihan, cinta kepada satwa-satwa yang dilindungi, diharapkan bisa mengubah perilaku Bangsa Indonesia, mengubah budaya Indonesia untuk bisa lebih menghargai satwa, menghargai kebersihan, serta lebih mencintai lingkungan.
Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bali Tamen Sitorus mengatakan, anak penyu yang dilepas hari ini, berasal dari pusat penangkaran penyu di Pulau Serangan.
“Ada 200 ekor yang dilepas terdiri dari 180 ekor penyu hijau dan 20 ekor penyu lekang,” katanya menambahkan.
Share :
Saat ini penyu di Indonesia sudah hampir punah sehingga harus ada upaya untuk melestarikannya, seperti lewat penangkaran maupun aksi melepas anak penyu ke habitatnya di laut.
Sejak dini seperti di usia anak sekolah harus ada upaya untuk menumbuhkan kesadaran mencintai hewan. "Mereka harus diajari untuk melestarikan lingkungan yang menjadi habitat atau tempat tinggal para satwa," katanya.
Karena itu, diharapkan pada tahun mendatang lahir kurikulum sekolah yang memberikan pemahamanan kepada para pelajar bagaimana menjaga lingkungannya termasuk mencintai lingkungan agar tidak rusak seperti lewat perilaku hidup bersih tidak membuang sampah sembarangan.
“Supaya kita bisa mengajarkan kepada anak-anak akan pentingnya menjaga satwa-satwa yang dilindungi,” katanya.
Terlebih, tukik salah satu satwa yang hampir punah. Sehingga perlu upaya untuk melestarkan tukik, dengan cara tidak mengambil, tidak membunuh, dan tidak memperjual belikan.
Jika anak-anak sudah mencintai kebersihan, cinta kepada satwa-satwa yang dilindungi, diharapkan bisa mengubah perilaku Bangsa Indonesia, mengubah budaya Indonesia untuk bisa lebih menghargai satwa, menghargai kebersihan, serta lebih mencintai lingkungan.
Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bali Tamen Sitorus mengatakan, anak penyu yang dilepas hari ini, berasal dari pusat penangkaran penyu di Pulau Serangan.
“Ada 200 ekor yang dilepas terdiri dari 180 ekor penyu hijau dan 20 ekor penyu lekang,” katanya menambahkan.
0 Comments: