DEEP PURPLE-SANG PELOPOR. Mungkin ini judul yang tepat untuk mengupas keberadaan rockband yang satu ini,
Deep Purple. Band Inggris selalu menjadi Legenda, merekalah pelopor segalanya di di dunia rock n'roll yang kian melebar saat ini. Untuk saat ini Deep Purple, masuk kejajaran "Classic Rock" entah siapa yang memulai dengan
istilah ini. Jika kita tarik benang merahnya pada saat itu/bukan saat ini Deep Purple jelaslah bukan sebuah Classic Rock, lebih tepatnya adalah sebuah rockband pelopor pada genre
Hard Rock yang kemudian bermetamorfosa menjadi aliran
Heavy Metal. Sebut saja Gitaris
Ritchie Blackmore, pada saat itu belum pernah ada seorang gitaris yang memainkan gitarnya sekasar itu, dialah biang cikal bakal
Distorsi dan
Shredder, jauh ketika gitaris-gitaris kenamaan saat ini masih balita atau kanak-kanak. Era Blackmore pada saat jamannya serba alamiah, belum ada equipment canggih, seperti yang digunakan oleh para Shredder saat ini sebutlah
Yngwie Malmsteen, Steve Vai, Joe Satriani ataupun
Eddie Van Halen sekalipun, yang belakangan saya ketahui berdarah Jawa-Belanda.
Ritchie Blacmore hanya mengandalkan gitar "Fender Stratocaster" yang dicolok ke ampli include efek over drive dalam spesifikasinya. Volume di stel full dan efek overdrive yang sedikit lebih nge-bass dari efek distorsi era tahun 70-80-an. Namun Touc & Soul Seorang pelopor Shredder sudah ia dapatkan secara alami. Permainanya yang keras pada lagu-lagu terkeras dijamannya tak lekang oleh waktu hingga saat ini, silahkan anda simak pada nomor
Higway Star, Burn, Smoke on The water, Mistreated dll, sangat memukau kasar namun penuh harmoni ditunjang backup "Hammond" Jhon Lord.
Jhon Lord sendiri adalah sang pembawa nyawa dan Ruh musik deep Purple selain Ritchie Blackmore, seorang maestro pianis klasik yang terjebak dalam irama gahar Deep Puple, Piano "Hammond" seolah menjadi ruh musik Deep Purple. Jhon Lord adalah Keyboardis pertama yang begitu menjiwai dan berhasil menyandingkan irama lembut dari sebuah piano menjadi begitu keras dan berdistorsi diantara instrumen musik rock yang distel begitu kencang. Dominasi nada-nada yang keluar dari ketukan jarinya begitu mewarnai hampir disepanjang lagu-lagu Deep Purple, harmonisasi dan bunyi sahut-sahutan antara gitar Ritchie Blackmore dan Hammond Jhon Lord sudah menjadi trade mark yang tidak bisa dilepaskan dari style,soul dan touching Deep Purple.
Banyak yang membandingkan antara Ritchie Blackmore dengan
Jimmi Page, saya kira membandingkan antara Deep Purple dan
Led Zeppelin adalah sesuatu yang lain. Keduanya seangkatan dalam kurun waktu, meski dalam jalur yang sama namun warna Led Zepelin lebih kearah
rock progressif saat itu, raungan keras "Les Paul" Jimmy page tak sebanding dengan kegaharan "Fender Stratocaster" seorang Blackmore dengan kharisma dan tatapan misteriusnya. Sound Gitar keras Led Zepp pada nomor
Black Dog, Heartbreaker dan Whole Lotta Love, tak sebanding dengan Deep Purple pada nomor Higway Star atau Lazzy sekalipun, ketilep. Kepadatan warna musik Deep Purple juga ditunjang dengan sang exploratif
Ian Paice dan si penjaga Irama Bassis
Roger Glover.
Ian Paice tak diragukan lagi, drummer yang mendapat julukan "Octopusy" ini memang bagaikan bertangan delapan, hampir semua instrumen didepannya mampu dilahapnya dengan sempurna. Dialah sang pelopor pukulan variatif dengan ropel-ropel pukulannya. Ian Paice bukanlah type drummer yang suka pamer & unjuk sangar, namun mampu menempatkan diri dimana dia harus memberi warna dan menjaga irama. Silahkan anda dengarkan lagu "fireball" misalnya, anda tak akan bosan mendengar gebukan drumnya yang variatif. Namun sayang ia tak mampu memainkan dengan baik bunyi "Cess-tak" ala
Ringo Starr pada lagu "Son of Aleric" seperti halnya pada lagu "In My Life" nya
the Beatles. Tapi bukannya ia seorang peniru, Ian Paice mungkin hanya sedang bereksplorasi. Personel Deep Purple abadi (hingga Mark VIII/2002-present) ini tetap piawai dan tak kehabisan tenaga meski sudah berperut gendut dan beruban layaknya kakek-kakek, silahkan anda simak video Deep Purple
"They All Came Down To Montreux - Live at Montreux 2006" di tahun 2006.
Pergantian personel pada Deep Purple tak pernah menyurutkan voltase Deep Purple sebagai sang pelopor Hard Rock,mereka selalu mendapatkan replacement personel yang sebanding layaknya formasi terbaiknya, Deep Purple Mark II (Ian Gillan,Ritchie Blackmore, Jhon Lord,Roger Glover dan Ian Paice).
Deep Purple Mark III yang terdiri(David Coverdale - vocals, Ritchie Blackmore - guitar, Jon Lord - keyboards, Glenn Hughes - bass guitar,vocals, Ian Paice - drums) adalah sebuah replacemet sementara yang setimpal. Mark III saya katakan sementara karena akhirnya Mark II reuni pada kurun waktu yang panjang/1984-1989 setelah mereka vacum antara tahun 1976-1984. Pada Mark II Reuni ini Deep Purple menghasilkan 2 album lagi,
Perfect Strangers, November 1984 dan
The House of Blue Light, Januari 1987.
Terakhir Mark II reuni lagi di tahun 1992-1993 merilis album yang ke 14 yang bertajuk
THE BATTLE RAGES ON, perseteruan Blacmore dan
Ian Gillan lah yang akhirnya Mark II tak pernah ngumpul lagi hingga kini. Dengan jeda terbentuknya Mark IV dengan masuknya
Tommy Bolin menggantikan Ritchie balckmore dalam kurun waktu yang singkat (1975-1976) yang menghasilkan 1 album
Come Taste the Band, Oktober 1975. Sedangkan Mark III menghasilkan 2 album
Burn, Februari 1974 dan
Stormbringer, Desember 1974. Pada Mark IV lah bersama gitaris barunya "Tommy Bolin" Deep Purple melakukan Konser selama 2 hari di Jakarta 4 dan 5 Desember 1975.
Deep Purple Mark III adalah sebuah formasi baru yang setimpal, meski berbeda karakter vokal
David Coverdale tidak mengecewakan, vokalis yang didapatkan melalui proses audisi ini justru tidak mencoba untuk menjadi seorang
Ian Gillan, warna Ian Gilllan adalah lengkingan rock'n roll murni sedangkan karakter vokal Coverdale yang berat serak dan agak sengau ini justru memberi warna baru musikalitas Deep Purple yang kemudian sedikit nge-blues. Kekurangan jangkauan nada tinggi Coverdale yang tidak begitu semelengking Ian Gilan ditambal dengan kepiawaian Bassis
Glenn Hughes sebagai vokalis tandem yang bersuara indah dan melengking tinggi. Perpaduan ini semakin memperkaya musikalitas Deep Purple, formasi ini tetap mempertahankan kharisma mereka di belantara rock dunia dengan suksesnya album
Burn dan
Stormbringer. Pada Nomor "Burn" Duo kompilasi instrumen Jhon Lord dan Ritchie blackmore tetap membahana menebar racun "pioneer HardRock" yang sulit untuk dilupakan begitu saja.
Setelah Blackmore hengkang membentuk
Rainbow, karena arah prinsip visi musikalitas yang berbeda, dimana balackmore menganggap Deep Purple semakin nge-blues yang membuatnya gerah, masuklah
Tommy Bolin, gitaris asal US yang mengandalkan kocokan Rhythm menandai terbentuknya Mark IV. Tak banyak yang bisa dikupas dari gitaris yang kurang menonjol ini, karena keberadaannya yang teramat singkat, tewas karena over dosis.
|
|
|
Mark-I :Rod Evans,Jhon Lord,Ritchie Blacmore,Nick Simper,Ian Paice |
|
|
Mark-II:Jhon Lord,Ian Paice,Ian Gillan,Ritchie Blackmore,Roger Glover |
|
|
|
|
Mark III:Glenn Hughes,Blackmore,Paice,Lord,Coverdale |
|
|
Mark IV:David Coverdale,Ian Paice,Jhon Lord,Glenn Hughes,Tommy Bolin |
|
|
|
|
Mark V:Joe Lyn Turner,Lord,Blackmore,Paice,Glover |
|
|
Mark VI:Gillan,Paice,Joe Satriani,Glover,Lord |
|
|
|
|
Mark VII:Steve Morse,Glover,Lord,Gillan,Paice |
|
|
Mark VIII: Don Airey,Gillan,Morse,Glover,Paice |
|
Saya mengenal Deep Purple tak berapa jauh setelah akil baliq di tahun 80-an. Nomor keras "Highway Star" lah yang mebuat saya jatuh cinta. Bagi saya Deep Purple adalah benang merahnya "Hardrock" modern yang kemudian bermetamorfosa menjadi "Heavy Metal" saat ini, yang oleh generasi sekarang sering disebut "Classic Rock" karena semakin bercabangnya genre ini, bahkan ada yang mengkategorikannya lagi beberapa rockband sejenis menjadi "Glam Rock" hanya karena model kostum yang berumbai-rumbai, rambut panjang dengan cat warna-warni, yang pada dasarnya mereka tetap memainkan musik yang sama "Hard Rock". Ada lagi yang berpendapat bahwa yang membedakan hardrock dengan heavy metal adalah adanya dominasi sound distorsi gitar yang overload tanpa keyboard, bahkan banyak band yang mengaplikasikannya dengan sebutan "Dinamic Duo" ditandai dengan adanya 2 Gitaris. Sebutlah semacam Iron Maiden, Judas Priest, Scorpions yang kemudian hari muncul Gun's & Roses, Metallica (James helfield vokalis merangkap Gitar)dsb. So setuju atau tidak saya berpendapat bahwa Deep Purple adalah sang Pelopor untuk genre ini beserta variannya.
0 Comments: