GAMBAR MODIFIKASI MOTOR BSA. Inilah motor tua buruan para kolektor, BSA (Birmingham Small Arm) merupakan motor perang pabrikan Birmingham Inggris. Monster-monster balap ini masuk Indonesia dibawa oleh tentara Belanda pada saat kekalahan Jepang atas Sekutu di
perang dunia II, ingat tentara sekutu (NICA) yang di bonceng Belanda masuk Indonesia? nah itulah para tentara lintah darat Belanda yang ingin kembali menghisap rakyat Indonesia tersebut yang membawa masuk motor ini. Motor BSA yang populer saat itu tentu saja yang diproduksi antara tahun 1940-an. Maka jelaslah BSA adalah motor sisa-sisa perang dunia II yang tertinggal, saat NICA yang di-boncengi Belanda minggat ke negara asal-nya (setelah perundingan-perundingan), mereka meninggalkan BSA nya di Indonesia.
Ketika penjajah minggat dari Indonesia, motor-motor BSA kehilangan tuannya. Tak ada sparepart dan teknisi yang mumpuni di Indonesia. Nasib Motor BSA pun berakhir tragis. Ada yang ‘tergolek’ di gudang atau yang terdampar di jalanan. Motor BSA jadi barang rongsokan. Namun bukan orang Indonesia kalau tidak ahli soal oprek mengoprek motor. Adalah orang-orang Siantar, terutama pemilik motor BSA, mulai belajar membedah mesin BSA.
Mereka sudah bisa menciptakan sendiri onderdil untuk motor BSA. Ada beberapa pabrik-pabrik mini yang mampu memproduksi spare part motor BSA di Siantar. Mulai dari karburator, hingga pelek. Dengan sedikit kreatifitas, disulaplah karburator Kawasaki BINTER menjadi karburator BSA. Juga, jangan heran melihat pelek dan blok mesin motor tua ini kinclong bak motor keluaran tahun mutakhir. Becak BSA (Bentor/ Helicak) pun tetap tegar menjelajahi jalanan di Kota Siantar.
Tehitung sangat banyak varian dari motor BSA ini sejak diproduksi sekitar tahun 1919 hingga 1979, berikut saya share beberapa varian dari motor BSA yang sebagian sudah dimodifikasi, saya sendiri kurang paham mana yang masih standar dan mana yang sudah dimodifikasi, yang jelas tanpa modifikasipun motor ini sudah sangar dalam tongkrongan aslinya.
perang dunia II, ingat tentara sekutu (NICA) yang di bonceng Belanda masuk Indonesia? nah itulah para tentara lintah darat Belanda yang ingin kembali menghisap rakyat Indonesia tersebut yang membawa masuk motor ini. Motor BSA yang populer saat itu tentu saja yang diproduksi antara tahun 1940-an. Maka jelaslah BSA adalah motor sisa-sisa perang dunia II yang tertinggal, saat NICA yang di-boncengi Belanda minggat ke negara asal-nya (setelah perundingan-perundingan), mereka meninggalkan BSA nya di Indonesia.
Ketika penjajah minggat dari Indonesia, motor-motor BSA kehilangan tuannya. Tak ada sparepart dan teknisi yang mumpuni di Indonesia. Nasib Motor BSA pun berakhir tragis. Ada yang ‘tergolek’ di gudang atau yang terdampar di jalanan. Motor BSA jadi barang rongsokan. Namun bukan orang Indonesia kalau tidak ahli soal oprek mengoprek motor. Adalah orang-orang Siantar, terutama pemilik motor BSA, mulai belajar membedah mesin BSA.
Mereka sudah bisa menciptakan sendiri onderdil untuk motor BSA. Ada beberapa pabrik-pabrik mini yang mampu memproduksi spare part motor BSA di Siantar. Mulai dari karburator, hingga pelek. Dengan sedikit kreatifitas, disulaplah karburator Kawasaki BINTER menjadi karburator BSA. Juga, jangan heran melihat pelek dan blok mesin motor tua ini kinclong bak motor keluaran tahun mutakhir. Becak BSA (Bentor/ Helicak) pun tetap tegar menjelajahi jalanan di Kota Siantar.
Tehitung sangat banyak varian dari motor BSA ini sejak diproduksi sekitar tahun 1919 hingga 1979, berikut saya share beberapa varian dari motor BSA yang sebagian sudah dimodifikasi, saya sendiri kurang paham mana yang masih standar dan mana yang sudah dimodifikasi, yang jelas tanpa modifikasipun motor ini sudah sangar dalam tongkrongan aslinya.
0 Comments: