SEJARAH SURAT MENYURAT DAN TUKANG POS, SEBUAH KILAS BALIK. Saat ini kegiatan surat menyurat atau
korespondensi hanya tinggal kenangan dan nostalgia saja.
Nostalgia surat menyurat akan membawa kita pada kenangan masa lalu, dimana pada jaman dahulu kegiatan surat menyurat adalah salah satu hal yang menyenangkan, sebelum adanya teknologi komunikasi yang begitu majunya seperti sekarang ini.
Sejarah, asal usul dan asal mula surat-menyurat dan tukang pos itu sendiri ternyata usianya sudahlah sangat tua. Bahkan Baginda Nabi Muhammad pun melakukan dakwah salah satunya adalah melalui surat-menyurat. Pada akhir tahun keenam Hijriyah, ketika Nabi Muhammad SAW pulang dari Hudaibiyah, beliau menulis surat kepada raja-raja. Tujuannya adalah secara persuasif untuk mengajak mereka untuk masuk Islam.
Dengan demikian sejak ratusan tahun yang lalu orang sudah menulis surat. Setiap hari selalu saja ada surat yang harus diantar. Pada zaman sekarang kegiatan surat menyurat secara fisik mungkin sudah berkurang dengan adanya Surel (surat elektronik) alias email, aplikasi chit chat media sosial dan lain-lain. Praktis surat-meyurat sekarang tetap bertahan namun mayoritas untuk mengirimkan surat-surat berharga ataupun surat-surat kepentingan dinas atau pekerjaan. Selain hal tersebut pengiriman paket barang ke tempat-tempat yang jauh masihlah sangat penting dan masih sangat dibutuhkan keberadaannya.
|
Seorang bocah tengah asyik menulis surat |
|
Sebuah kartu pos luar negeri ucapan hari raya jaman dulu |
|
Sebuah surat berperangko lama jaman dulu |
Dalam surat menyurat, alamat tujuan dan pengirim harus ditulis dengan lengkap dan jelas sebelum diposkan ke kantor pos. Secara resmi kantor pos mengeluarkan aturan bahwa ongkos mengirim surat dibayar dengan menggunakan Perangko. Pada jaman dulu, selain kantor pos, biasanya toko alat tulis kantor juga menjual perangko. Kita menempelkannya di ujung atas kanan amplop surat setelah ditulis alamat tujuan dan pengirim yang jelas.
|
Seorang gadis kecil tengah mengirim surat lewat kotak pos |
|
Surat menyurat jaman dahulu merupakan hal menyenangkan |
Sejarah surat menyurat dan pos tak lepas dari petugas lapangan yang bernama Pak Pos atau Tukang Pos. Tukang Pos merupakan pegawai kantor pos yang bertugas untuk mengumpulkan surat. Surat-surat dari kotak surat diambil dan dimasukkan ke dalam kantong. Di kantor pos surat-surat dari para Tukang Pos harus dipilah-pilah. Pada kantor pos besar Tukang Pos menuangkan surat dari kantongnya ke atas ban berjalan pada mesin pemilah surat. Surat berukuran besar dan paket dipisahkan dari surat yang berukuran kecil oleh mesin ini. Selain itu mesin ini juga dapat memilih surat dan paket dari berbagai bentuk dan ukurannya.
|
Tukang pos tengah mengumpulkan surat-surat ke dalam kantong |
|
Alat dan mesin pemilah surat surat di kantor pos |
Di Kantor Pos surat-surat tersebut distempel dengan Stempel Pos yang menunjukkan tanggal dan tempat pengiriman suarat. Perangko yang sudah ditempel pos tidak dapat digunakan kembali. Kemudian semua surat-surat itu dipilih dan dimasukkan ke dalam bagian masing-masing. Tidak semua surat dipilih dengan tangan, namun ada juga mesin dengan seorang operator yang memilah-milah surat dan memasukkannya pada bagian-bagian yang berbeda-beda.
|
Sebuah kesibukan di kantor pos saat pegawai melakukan shortir surat |
Setelah dipilah-pilah surat siap untuk dikirim ke kota-kota atau daerah tujuan setelah dikelompokkan berdasarkan wilayah yang sama yang dimasukkan kedalam kantong-kantong dan dimuat dalam mobil pos untuk dibawa ke stasiun kereta api. Kereta api dapat mengangkut surat-surat dalam jumlah yang sangat banyak. Di luar negeri ada jenis kereta api yang merupakan "pos keliling" khusus membawa surat-surat.
|
Sebuah gerbong kereta api pos |
|
Petugas pos tengah memuat kantong-kantong surat ke dalam kereta api pos |
Kepraktisan dari kereta pos ini adalah tidak perlu berhenti di setiap kota. Karena kantong surat dapat diambil oleh kereta itu tanpa harus berhenti. Dengan cara kantong surat digantung pada penggantung di sisi rel kereta api. Surat yang dikirim ke kota tertentu dimasukkan ke dalam kantong kulit. Kemudian dijatuhkan ke dalam jala yang ada di sisi kereta api. Kemudian segera Petugas Pos di kereta api pos sibuk memilih surat-surat selama berada di dalam kereta api yang tengah berjalan. Mereka terus bekerja fokus agar target selesai dengan tidak menyia-nyiakan waktu.
|
Surat yang dikrim melalui laut |
Tukang pos (post Carrier) bertugas keliling kota dan desa-desa untuk mengantar surat ke alamat tujuan. Jaman dahulu para tukang pos naik kuda, anaik sepeda atau berjalan kaki. Jaman dahulu saat belum ada tukang pos para raja-raja di seluruh dunia umumnya mempunyai utusan sendiri khusus untuk mengantar surat (caraka).
|
Tukang pos jaman dulu harus mahir berkuda |
Salah satunya adalah Henry I raja Inggris juga mempunyai utusan khusus untuk mengantarkan suratnya. Pembawa berita itu haruslah orang yang sangat berani dan jujur. Jaman dahulu pengantar surat harus dapat mengendarai kuda dengan cepat. Tugasnyanya hanya mengantarkan surat-surat raja.
|
Pengantar surat raja Henry I |
Seiring waktu berjalan dengan semakin banyaknya orang yang melek huruf, lama kelamaan pengantar surat juga membawa surat untuk orang biasa di samping surat raja. Biasanya pengantar surat memakai pakaian seragam dan disebut "tukang pos". Jalan yang harus ditempuh tukang pos amat jelek, karena itu setiap 30 km kudanya harus diganti dengan kuda baru.
|
Tukang pos menggunakan kereta kuda |
Tukang pos boleh melintasi tanah milik pribadi seseorang. Bahkan ia boleh melintasi tanah-tanah pertanian. Akibatnya para petani sering tidak senang karena tanah pertaniannya dilalui begitu saja oleh tukang pos dan mereka mencoba menghadang tukang pos. Pada saat itu Tukang pos juga sering diserang oleh perampok. Perampok itu mengambil surat yang dibawa tukang pos yang mungkin berisi uang.
Surat yang diposkan bertambah banyak setelah banyak orang dapat membaca dan menulis. Lama kelamaan kantong surat hanya diantar ke rumah pos yang ada di setiap kota. Ketika kereta pos sampai di rumah pos, penjaga rumah pos mengambil kantong surat dari kereta pos dan memuatnya dalam kantong surat yang baru. Kemudian kereta pos berangkat lagi ke rumah pos berikut.
Banyak para pengumpul perangko yang tergabung dalam komunitas-komunitas grup Filatelis atau para pengoleksi perangko, disanalah mereka bersosialisasi. Gambar di atas adalah contoh dari beberapa buah perangko. Saya sendiri juga mengumpulkan perangko hanya sekedar untuk hobi yang pernah saya posting di
Gambar Koleksi Perangko Tempo Dulu Lengkap. Demikian share kami tentang
Sejarah Surat Menyurat dan Tukang Pos, Sebuah Kilas Balik, semoga postingan ini bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih telah berkunjung dan Salam Hangat.
0 Comments: