Babad Langenharja, Menelisik Sejarah Pesanggrahan Langenharja
Babad Langenharja, Menelisik Sejarah Pesanggrahan Langenharja. Hanya berjarak sekitar 50 meter saja dari bibir sungai Bengawan Solo Sinuwun Paku Buwana IX pada tahun 1870 membangun Pesanggrahan Langenharja pada hari Rabu Kliwon tanggal 16 Rabiulakhir, wuku Wugu, Sancaya di Pedukuhan Kalarean, dan kemudian hari hingga saat ini pesanggrahan tersebut disebut sebagai Pesanggrahan Langenharja.  Dan daerah Pedukuhan Kalarean seperti yang kita kenal sekarang dirubah menjadi Pedukuhan Langenharja yang secara administratif terletak di Dukuh Langenarjan, Desa Langenharjo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo.



Dalam cuplikan Serat Babad Langenharja cukup menjelaskan bagaimana latar belakang dibangunnya Pesanggrahan Langenharja dan menceritakan suasana pada saat itu. Naskah tersebut tidak menyebutkan nama penulis, begitu juga dalam Manggala juga tidak didapati sandi asma. Namun demikian saat pembuatannya dijelaskan pada pupuh I tembang Dhandhanggula bait ke 2 dengan ditandai sebuah candrasangkala (tahun penulisan) berbunyi Sirna Ilang Murtiningrat. Sirna bermakna 0, ilang juga bermakna 0, murti bermakna 8, dan ningrat bermakna 1. Jadi naskah tersebut ditulis pada tahun 1800 Jawa atau 1872 Masehi.

"Pan wus Lami karsanya sang aji, karya pasenengan neng narmada, dadya ing mangke wektune, ana sawiji dhukuh , Kalareyan wastanireki, yeku pinggir narmada, desa tan patyagung, nanging keh pasenengannya, kali cilik mili kinarya sesuci, sagung para wanita".
"Sudah lama kehendak sang raja, membuat tempat bercengkerama di sungai, maka sekaranglah saatnya, ada satu tempat, Kalarean namanya , itulah ditepi sungai, desa tidak begitu besar, tetapi banyak tempat indah, sungai kecil yang mengalir untuk bersuci bagi para wanita ".
Serat Babad Langenharja sendiri secara lengkap bercerita tentang berdirinya Pesanggrahan Langenharja dan menceritakan tentang kemegahan Pesanggrahan Langenharja serta mengisahkan tentang Sinuwun PB IX dan keluarga yang sangat menyukai pesiar naik perahu di Sungai Bengawan Solo. Kisah tersebut dituangkan dalam Serat Babad Langenharja setebal 71 halaman dalam 23 pupuh yang terbagi menjadi 690 bait. Penulisannya menggunakan tembang Dhandhanggula, Kinanthi, Asmaradana, Mijil, Gambuh, Sinom, Pocung, Pangkur, Girisa, Dhudhukwuluh, Balabak, dan Jurudemung.




Serat Babad Langenharja halaman 2-3


Berjarak sekitar 3 KM di selatan Keraton Kasunanan Surakarta, dahulu kala lingkungan di sekitar Pesanggrahan Langenharja adalah tempat yang sangat indah dengan pemandangan persawahan yang sejuk menghijau. Sementara itu Pesanggrahan Langenharja sendiri dibangun sebagai kepentingan tempat istirahat setelah Sinuwun Paku Buwana IX dan Permaisuri pesiar menyusuri sungai dengan menggunakan perahu sambil menjala ikan yang keberadaanya masih banyak saat itu.

Dijelaskan bahwa di tempat yang sejuk itulah ditanam beberapa jenis buah-buahan yang terdiri dari berbagai macam jenis pisang, seperti pisang Ambon Kidang Rajatalun, Pulut Mas, Becici Kusta dan pisang Kluthuk yang ditata secara rapi. Berbagai macam tanaman bunga juga tampak tertata rapi. Dalam menggambarkan flora dan fauna sang pujangga menggunakan bahasa yang sangat indah (dengan menggunakan Bahasa Rinengga) sehingga pembaca seolah-olah ikut larut dalam mengikuti jalan pikiran pengarang. Luasnya hamparan sawah yang tampak menghijau, dengan kesibukan petani yang sedang menggarap sawahnya menambah ceritera semakin hidup.

Dalam Serat Babad Langenharja, dijelaskan bahwa Sinuwun PB IX yang bertahta pada tahun 1861 sampai 1893 dan Permaisuri serta kerabat sering singgah atau sengaja datang di Pesanggrahan dengan naik kereta kuda beserta para pasukan berkuda sebagai pengiringnya. Para Pangeran, Pejabat Keraton serta Para Punggawa turut meyertainya untuk berisitirahat atau melepas kepenatan dengan menyusuri sungai menaiki perahu dan mencari ikan untuk dimasak di Pesanggrahan Langenharja.

Pesanggrahan ini didirikan di tempat Sinuwun Paku Buwana IX dulu sebelum menjadi Raja (KGPH Prabuwijaya sebagai Putra Mahkota), dalam pengembaraannya beliau pernah bermimpi dibawah pohon di daerah Pedukuhan Kalarean.

Karena kelelahan beliau tertidur dibawah pohon tersebut di dekat sebuah sumber air panas yang diyakini berasal dari Gunung Lawu. Dari mimpi itu beliau mendapatkan wangsit bahwa tempat tersebut bagus untuk dijadikan tempat istirahat atau Pesanggrahan. Beliau KGPH Prabuwijaya adalah seorang Putra Mahkota yang Sholeh, beliau tidak pernah melupakan sholat lima waktu meskipun sedang laku prihatin mengunjungi wilayah-wilayah yang jauh dari pusat keramaian Keraton.

Selain Pasanggrahan, dan Pemandian Air Panas, di Pedukuhan Langenharja tersebut juga terdapat masjid yang dibangun sejak era PB IX, yang dinamakan Masjid Cipto Sidi. Namun di Masjid Ciptosidi terdapat tulisan PB X, yang merupakan raja penerusnya yang telah melakukan renovasi. Petilasan Pakubowono IX di dukuh ini terdapat 3 bangunan, yaitu Pesanggrahan, Pemandian air panas dan Masjid Cipto Sidi yang dibangun tahun 1879 dan kemudian kesemuanya direnovasi oleh putranya Pakubowono X, dan sampai sekarang sebagai cagar budaya bangunannya masih terjaga dengan baik dan Masjid Cipto Sidi digunakan oleh warga masyarakat Langenharjo hingga saat ini.

Referensi :Buku  "Serat Babad Langenharja Kajian Tataletak, Fungsi, dan Makna Filosofis Bangunan Pesanggrahan Langenharja" oleh Titi Mumfangati, Wahjudi Pantja Sunjata, Endah Susilantini dan berbagai sumber.

Lahirnya Busana Beskap Langenharjan.

Di tempat ini pula di Pesanggrahan Langenharja, adalah tempat bermulanya Busana Beskap Langenharjan yang dipopulerkan oleh keluarga Trah Mataram melalui Adipati Aryo (KGPAA) Mangkunegara IV. 

Dikisahkan bahwa pada suatu ketika Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Mangkunegara IV bermaksud hendak menghadap Raja di Pesanggrahan Langenharja. Dikarenakan tidak menghadap raja di Keraton, maka tidak harus atau tidak wajib menggunakan Busana Sikepan, KGPAA Mangkunegara mempunyai prakarsa untuk merubah baju "Rokkie" (Jas Barat) dengan sentuhan busana  Jawa.

Pada hari Selasa Wage, Sri Susuhunan Paku Buwana IX beserta Permaisuri dan para putera serta Sentana tengah mengadakan acara khusus di Pesanggrahan Langenharja. Sudah barang tentu juga memanggil para Adipati, Bupati dan sentana dalem yang lain, dan tidak ketinggalan KGPAA Mangkunegara IV yang mengenakan baju beskap Langenharjan dengan dasi berbentuk kupu-kupu.

Rupanya Busana yang di agem KGPAA Mangkunegara IV mendapatkan perhatian khusus dari Sinuwun PB IX, beliau memberikan penilaian bahwa pakaian yang dikenakan KGPAA Mangkunegara IV dengan menggabungkan perpaduan busana Barat dan Jawa sangat mengesankan.
Karena peristiwa pertama kali KGPAA Mangkunegara IV menghadap dengan busana seperti itu berlangsung di Pesanggrahan Langeharja, maka jenis beskap tersebut dikenal dan diberi sebutan Beskap Langenharjan

Jenis busana ini,  kini menjadi kebanggaan masyarakat Surakarta dan sekitarnya dan dijadikan jenis pakaian dari mempelai pria. Dimana Beskap tersebut mengadopsi model depan terbuka seperti layaknya baju jas dilengkapi dengan dasi kupu-kupu, sedangkan bagian belakang seperti beskap biasa dengan memakai keris.
LIRIK LAGU DAERAH INDONESIA-NUSANTARA
LIRIK LAGU DAERAH INDONESIA-NUSANTARA
LIRIK LAGU DAERAH INDONESIA-NUSANTARA. Indonesia mempunyai banyak suku, budaya, adat istiadat juga lagu-lagu daerah, kali ini saya share beberapa lirik-syair-bait lagu daerah seluruh nusantara (Indonesia) meliputi lirik-syair-bait lagu dari daerah Aceh, Sumatera Utara,Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu,
INILAH TARI-TARIAN TRADISIONAL INDONESIA BESERTA GAMBAR DAN MAKNANYA
INILAH TARI-TARIAN TRADISIONAL INDONESIA BESERTA GAMBAR DAN MAKNANYA. Definisi Tari adalah merupakan suatu bentuk gerak tubuh yang dilakukan secara berirama yang dilakukan secara khusus pada tempat dan pada saat waktu tertentu untuk keperluan berbagai keperluan yang dimaksudkan, misalnya sebagai ungkapan pergaulan,ungkapan perasaan serta menyampaikan maksud dan pikiran serta cerita tertentu. Biasanya Tari selalu dilengkapi dengan iringan musik berirama atau sekedar bunyi-bunyian ritmis yang berfungsi sebagai penyelaras gerak tari agar kompak serta untuk memperkuat maksud yang ingin disampaikan.

Indonesia adalah negeri yang sangat kaya akan tradisi, salah satunya adalah tari-tarian yang tersebar di seluruh Nusantara, share di bawah ini adalah jenis-jenis tarian di seluruh Indonesia yang beratus-ratus jumlahnya, meskipun tidak bisa disebutkan semuanya semoga tulisan dan deskripsi singkat tari-tarian Nusantara beserta gambar di bawah ini bermanfaat untuk anda, beriku adalah Tari-tarian Tradisional Indonesia beserta gambar dan maknanya yang bisa saya hadirkan di sini.


TARIAN DARI  NANGGROE ACEH DARUSSALAM
  1. TARI SAMAN
  2. TARI SAMAN
    Tari Saman adalah sebuah tarian suku Gayo (Gayo Lues) yang biasa ditampilkan untuk merayakan peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Syair dalam tarian Saman mempergunakan bahasa Gayo. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dalam beberapa literatur menyebutkan tari Saman di Aceh didirikan dan dikembangkan oleh Syekh Saman, seorang ulama yang berasal dari Gayo di Aceh Tenggara. Tari Saman ditetapkan UNESCO sebagai Daftar Representatif Budaya Takbenda Warisan Manusia dalam Sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah untuk Pelindungan Warisan Budaya Tak benda UNESCO di Bali, 24 November 2011.

  3. TARI SEUDATI 
  4. TARI SEUDATI

    Tarian ini juga termasuk kategori Tribal War Dance atau Tari Perang, yang mana syairnya selalu membangkitkan semangat pemuda Aceh untuk bangkit dan melawan penjajahan. Oleh sebab itu tarian ini sempat dilarang pada zaman penjajahan Belanda, tetapi sekarang tarian ini diperbolehkan kembali dan menjadi Kesenian Nasional Indonesia.

TARIAN DARI SUMATERA UTARA
  1. TARI SERAMPANG DUA BELAS

  2. TARI SERAMPANG DUA BELAS

    Nama Tari Serampang Dua Belas dahulu lebih dikenal dengan nama Tari Pulau Sari. Hal ini mengacu pada judul lagu yang mengiringi tarian tersebut, yaitu lagu Pulau Sari. Tarian ini diciptakan oleh Sauti pada era 1940-an dan digubah ulang antara tahun 1950—1960. Berkembang di bawah Kesultanan Serdang di Kabupaten Serdang Bedagai (dahulu Kabupaten Deli Serdang). Tari ini merupakan jenis tari tradisional yang dimainkan sebagai tari pergaulan yang mengandung pesan tentang perjalanan kisah anak muda dalam mencari jodoh, mulai dari perkenalan sampai memasuki tahap pernikahan.

  3. TARI TOR-TOR

  4. TARI TOR-TOR

    Tor-tor berasal dari suara entakan kaki penarinya di atas papan rumah adat Batak. Penari bergerak dengan iringan Gondang yang juga berirama mengentak. Tujuan tarian ini dulu untuk upacara kematian, panen, penyembuhan, dan pesta muda-mudi. Dan tarian ini memiliki proses ritual yang harus dilalui. Dalam Tari Tor-Tor ada tiga pesan ritual yang utama. Pertama-tama, takut dan taat pada Tuhan, sebelum tari dimulai harus ada musik persembahan pada Yang Maha Esa. Kemudian dilanjutkan pesan ritual untuk leluhur dan orang-orang masih hidup yang dihormati. Terakhir, pesan untuk khalayak ramai yang hadir dalam upacara. Barulah dilanjutkan ke tema apa dalam upacara itu.

TARIAN DARI SUMATERA BARAT
  1. TARI PIRING

  2. TARI PIRING

    Gerakan tari piring pada umumnya adalah meletakkan dua buah piring di atas dua telapak tangan yang kemudian diayun dan diikuti oleh gerakan-gerakan tari yang cepat, dan diselingi dentingan piring atau dentingan dua cincin di jari penari terhadap piring yang dibawanya.
    Tari Piring

    Tari Piring atau dalam bahasa Minangkabau disebut dengan Tari Piriang adalah salah satu seni tari tradisonal di Minangkabau yang berasal dari kota Solok, provinsi Sumatera Barat. Tarian ini dimainkan dengan menggunakan piring sebagai media utama. Piring-piring tersebut kemudian diayun dengan gerakan-gerakan cepat yang teratur, tanpa terlepas dari genggaman tangan

  1. TARI PAYUNG

  2. TARI PAYUNG

    Tari Payung merupakan kesenian tari klasik berasal dari Daerah Minang. Tari payung menggambarkan kasih sayang seorang kekasih yang dilambangkan dengan melindungi dengan payungnya.Tari payung memang merupakan tari pergaulan muda-mudi sehingga dibawakan secara berpasang-pasangan.
TARIAN DARI RIAU
  1. TARI TANDAK
  2. Tari tandak/danding biasanya di lakukan pada malam hari,semua peserta tari tandak membentuk sebuah lingkaran dan saling berpegangan pundak setiap peserta lalu berjalan sambil mengangkat kaki dan menghentakan kaki ke tanah.Pada tari tandak biasanya di ketuai oleh seorang yang namanya”kepala ngejang”. Pada daerah setempat kepala ngejang bertugas sebagai pemberi irama pada gerakan tari tandak,dan berdiri di tengah-tangah peserta dengan menyembunyikan alat giring-giring yang berbahan besi atau perak bercampur perunggu.
TARI TANDAK
TARI TANDAK

    Tarian tandak/danding mempunyai tujuan supaya pemuda dan pemudi saling mempunyai kesempatan untuk bertemu,dan kadang-kadang berakhir pada jatuh cinta.Inti dari tari tandak adalah sebagai tempat bertemunya antara pemuda dan pemudi dari berlainan kampung,Dan melambangkan ikatan hubungan antara teman-teman yang berlainan kampung.Pada saat acara tari tandak berlangsung semua bebas memilih pasangan.Pada acara tari tandak ini banyak sekali yang hadir,dari anak kecil sampai orang dewasa dari daerah Riau.Acara tari tandak di laksanakan setiap selesai panen pada bulan juli-oktober setiap tahun

  1. TARI JOGET LAMBAK

  2. TARI JOGET LAMBAK

    Tari Joged Lambak, adalah tarian yang berasal dari Daerah Riau.Tarian ini juga merupakan tari pergaulan muda-mudi, yang sangat populer dan disenangi. Tarian ini dapat berfungsi sebagai hiburan.
TARIAN DARI JAMBI
  1. TARI SEKAPUR SIRIH

  2. TARI SEKAPUR SIRIH

    Tari Sekapur Sirih merupakan tarian selamat datang kepada tamu-tamu besar di Provinsi Jambi dan Riau.dan juga terkenal di malaysia sebagai tarian wajib kepada tamu besar Keagungan dalam gerak yang lembut dan halus menyatu dengan iringan musik serta syair yang ditujukan bagi para tamu. Menyambut dengan hati yang putih muka yang jernih menunjukkan keramahtamahan bagi tetamu yang dihormati. Tari ini menggambarkan ungkapan rasa putih hati masyarakat dalam menyambut tamu.

  3. TARI SELAMPIT DELAPAN

  4. TARI SELAMPIT DELAPAN

    Salah satu tarian tradisional khas Provinsi Jambi yang terkenal ialah Selampit Delapan. Pergaulan muda-mudi di Jambi digambarkan dalam tarian ini. Tari ini mempunyai nilai yang sangat penting dalam merekatkan pergaulan. Delapan kain selampit yang juga terdiri dari beragam warna menjadi simbol pertautan pergaulan antar muda-mudi Jambi. Tarian ini dilakukan oleh delapan orang penari (empat pasang penari) yang masing-masing memegang satu helai selampit. Muda-mudi tersebut kemudian melakukan gerakkan menyilang dan merajut selampit yang mereka genggam. Kemudian selampit itu menjadi satu tali yang tersusun menjadi berbagai warna. Koreografi itulah yang melambangkan persatuan antara muda-mudi Jambi di perlihatkan.
TARIAN DARI SUMATERA SELATAN
  1. TARI TANGGAI

  2. TARI TANGGAI

    Tari tanggai dibawakan pada saat menyambut tamu-tamu resmi atau dalam acara pernikahan. Umumnya tari ini dibawakan oleh lima orang dengan memakai pakaian khas daerah seperti kaian songket, dodot, pending, kalung, sanggul malang, kembang urat atau rampai, tajuk cempako, kembang goyang dan tanggai yang berbentuk kuku terbuat dari lempengan tembaga Tari ini merupakan perpaduan antara gerak yang gemulai busana khas daerah para penari kelihatan anggun dengan busana khas daerah. Tarian menggambarkan masyarakat palembang yang ramah dan menghormati, menghargai serta menyayangi tamau yang berkunjung ke daerahnya

  3. TARI PUTRI BEKHUSEK

  4. TARI PUTRI BEKHUSEK

    Tari Putri Bekhusek, artinya sang putri yang sedang bermain. Tari ini sangat popular di Kabupaten Ogan Komering Ulu dan melambangkan kemakmuran daerah Sumatera Selatan.

TARIAN DARI LAMPUNG
  1. TARI JANGGET

  2. TARI JANGGET

    Tari jangget merupakan tarian tradisional dari daerah provinsi Lampung. Merupakan tarian yang sarat dengan filosofi rakyat lampung, biasa di tarikan pada saat dilaksanakannya upacara-upacara peradatan yang sakral. Secara adat tarian ini penuh dengan makna kehidupan budaya Lampung yangmelambangkan keluhuran budi dan susila rakyat lampung.

  3. TARI MELINTING

  4. TARI MELINTING

    Tari Melinting adalah merupakan tari adat tradisional Keagungan Keratuan Melinting yang diciptakan oleh Ratu Melinting yaitu Pangeran Panembahan Mas, yang dipentaskan pada saat acara Gawi Adat (Betawi). Tari Melinting ini merupakan tari tradisional lepas untuk hiburan pelengkap pada saat acara Gawi Adat. 
    Fungsi Tari Melinting dahulu merupakan tarian Keluarga Ratu Melinting dan hanya dipentaskan oleh Keluarga Ratu saja ditempat yang tertutup (sessat atau balai adat), tidak boleh diperagakan oleh sembarang orang. Pementasannya pun hanya pada saat Gawi Adat Keagungan Keratuan Melinting saja. Personal penarinya pun hanya sebatas pada putra putri Ratu Melinting.
TARIAN DARI BENGKULU
  1. TARI ANDUN

  2. TARI ANDUN BENGKULU

    Tari Andun adalah salah satu tarian rakyat yang berasal dari Bengkulu dan dilakukan pada saat pesta perkawinan. Biasanya dilakukan oleh para bujang dan gadis secara berpasangan pada malam hari dengan diringi musik kolintang. Pada zaman dahulu, tari ini biasanya digunakan sebagai sarana mencari jodoh setelah selesai panen padi. Sebagai bentuk pelestariannya saat ini dilakukan sebagai salah satu sarana hiburan bagi masyarakat, khususnya bujang gadis.

  3. TARI BIDADEI TEMINANG

  4. TARI BIDADEI TEMINANG

    Tari Bidadei Teminang bermakna bidadari yang meminang anak, digambarkan bidadari yang turun dari langit dan meminang anak tersebut sebagai anaknya. Secara filosis tari bidadei teminang ini mempunyai makna yang lebih dalam bagi rakyat Rejang lebong provinsi Bengkulu sebagai sikap berbudi luhur, menjunjung tinggi rasa empati dan simpati dan peri kemanusiaan yang menyentuh.

TARIAN DARI DKI JAKARTA [BETAWI]
  1. TARI TOPENG

  2. TARI TOPENG BETAWI

    Tari Topeng Betawi adalah salah satu varian dari banyaknya jenis Tari Topeng, merupakan tarian tradisional khas masyarakat Betawi. Gerakannya lincah dan riang. Biasanya, tarian ini diiringi musik rebab, kromong tiga, gendang besar, kulanter, kempul, kecrek dan gong buyung. Penarinya menggunakan topeng yang terbuat dari kayu. Topeng yang dikenakan penari, agar dapat menempel dengan wajah dipakai dengan cara menggigit bagian dalam topengnya. Awalnya, tarian ini adalah bagian dari kesenian Topeng Betawi.

    TARI TOPENG BETAWI

    Karena tarian ini bersifat teatrikal dan memiliki unsur komunikasi meski lewat gerak, maka biasanya Tari Topeng Betawi memiliki tema besar dalam setiap pertunjukannya. Biasanya tema yang diangkat adalah kritik sosial mengenai kemiskinan di pada masa kolonial, atau terkadang hanya menyajikan guyonan semata. Sudah jarang pertunjukan ini di gelar, sekalipun di kawasan pinggiran Jakarta.



  3. TARI YAPONG

  4. TARI YAPONG JAKARTA

    Tari Yapong dipertunjukkan dalam rangka mempersiapkan acara ulang tahun kota Jakarta ke-450 pada tahun 1977. Pada saat itu, Dinas Kebudayaan DKI mempersiapkan sebuah acara pagelaran tari massal dengan mengangkat cerita perjuangan Pangeran Jayakarta. Pagelaran berbentuk sendratari ini dipercayakan kepada Bagong Kussudiarjo untuk menyelenggarakan acara tersebut. 
TARI YAPONG JAKARTA
    Untuk mempersiapkan pagelaran itu, Bagong mengadakan penelitian selama beberapa bulan mengenai kehidupan masyarakat Betawi. Bagong melakukan penelitian tersebut melalui perpustakaan, film, slide maupun observasi langsung kepada masyarakat Betawi. Akhirnya, pagelaran ini berhasil dipentaskan pada tanggal 20 dan 21 Juni 1977 bertempat di Balai Sidang Senayan, Jakarta. Pementasan tersebut didukung oleh 300 orang artis dan musikus yang ikut andil di dalamnya. Namun dalam perkembangannya, tarian ini sering dijadikan sebagai tari pergaulan untuk mengisi sebuah acara sesuai dengan permintaan karena tarian ini penuh dengan variasi di dalamnya.


TARIAN DARI JAWA BARAT
  1. TARI TOPENG KUNCARAN

  2. TARI TOPENG KUNCARAN

    Secara garis besar Tari Topeng Kuncaran, merupakan sebuah tarian yang mengisahkan dendam kesumat seorang raja karena cintanya ditolak. Para penarinya menggunakan topeng yang mirip dengan Topeng Banjet Karawang Jawa Barat, namun dalam versi betawi memakai bahasa Betawi. Dalam topeng mempunyai tiga unsur: musik, tari dan teater.

  3. TARI MERAK

  4. TARI MERAK

    Dalam Merak dalam pertunjukannya, ciri bahwa itu adalah terlihat dari pakaian yang dipakai penarinya memiliki motif seperti bulu merak. Kain dan bajunya menggambarkan bentuk dan warna bulu-bulu merak; hijau biru dan/atau hitam.[2] Ditambah lagi sepasang sayapnya yang melukiskan sayap atau ekor merak yang sedang dikembangkan. Gambaran merak akan jelas dengan memakai mahkota yang dipasang di kepala setiap penarinya. Tari Merak merupakan salah satu ragam tarian kreasi baru yang mengekspresikan kehidupan binatang, yaitu burung merak. Tata cara dan geraknya diambil dari kehidupan merak yang diangkat ke pentas oleh Seniman Sunda Raden Tjetje Somantri.

    TARI MERAK

    Tarian ini biasanya ditarikan berbarengan, biasanya tiga penari atau bisa juga lebih yang masing-masing memiliki fungsi sebagai wanita dan laki-lakinya. Iringan lagu gendingnya yaitu lagu Macan Ucul. Dalam adegan gerakan tertentu terkadang waditra bonang dipukul di bagian kayunya yang sangat keras sampai terdengar kencang, itu merupakan bagian gerakan sepasang merak yang sedang bermesraan.

  5. TARI JAIPONG

  6. TARI JAIPONG

    Tari ini diciptakan oleh seorang seniman asal Bandung, Gugum Gumbira, sekitar tahun 1960-an, dengan tujuan untuk menciptakan suatu jenis musik dan tarian pergaulan yang digali dari kekayaan seni tradisi rakyat Nusantara, khususnya Jawa Barat. Meskipun termasuk seni tari kreasi yang relatif baru, jaipongan dikembangkan berdasarkan kesenian rakyat yang sudah berkembang sebelumnya, seperti Ketuk Tilu, Kliningan, serta Ronggeng.

    TARI JAIPONG

    Perhatian Gumbira pada kesenian rakyat yang salah satunya adalah Ketuk Tilu menjadikannya mengetahui dan mengenal betul perbendaharan pola-pola gerak tari tradisi yang ada pada Kliningan/Bajidoran atau Ketuk Tilu. Gerak-gerak bukaan, pencugan, nibakeun dan beberapa ragam gerak mincid dari beberapa kesenian menjadi inspirasi untuk mengembangkan kesenian jaipongan.
TARIAN DARI JAWA TENGAH
  1. TARI SERIMPI

  2. TARI SERIMPI

    Jawa Tengah sebenarnya sangat kaya akan seni tari salah satunya adalah Tari Serimpi. Tari serimpi merupakan tarian bernuansa mistis yang diiringi musik gamelan Jawa, dan dipentaskan empat orang penari perempuan. Tarian ini muncul di antara tahun 1788-1820 di lingkungan keraton Surakarta. Empat orang penari melambangkan empat elemen, yaitu air, api, angin dan bumi atau tanah, dan juga mencerminkan empat penjuru mata angin. Keempat penari memainkan peran bernama Batak, Gulu, Dhada dan Buncit. Tari Serimpi kini dikembangkan menjadi beberapa varian baru dengan durasi pertunjukkan yang semakin singkat.

  3. TARI BEDHOYO KETAWANG

  4. TARI BEDOYO KETAWANG

    Bedhaya berasal dari bahasa Sanskerta budh yang berarti pikiran atau budi. Tari bedhaya Ketawang diciptakan oleh Sultan Agung dengan bantuan beberapa orang ahli tari dan karawitan (silakan baca Serat Wedhapradangga). Dalam perkembangannya kemudian berubah menjadi bedhaya atau budaya. Penggunaan istilah tersebut dikarenakan tari bedhaya diciptakan melalui proses olah fikir dan olah rasa. Pendapat lain menyatakan bahwa bedhaya berarti penari kraton, sedangkan ketawang berarti langit atau angkasa. Jadi bedhaya ketawang berarti tarian langit yang menggambarkan gerak bintang-bintang, sehingga gerakan para penarinya sangat pelan.

    TARI BEDOYO KETAWANG

    Ketika Perjanjian Giyanti, Kerajaan Mataram Surakarta semasa ISKS Pakubuwono II harus dibagi menjadi 2 yaitu Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta, Kraton Surakarta mewarisi Bedhaya Ketawang sebagai pertunjukan sakral istana. Sedangkan kraton Yogyakarta, mencipta bedhaya Semang. Dapat disimpulkan bahwa bedhaya Ketawang lebih tua daripada bedhaya Semang. Bedhaya Ketawang dibawakan oleh 9 penari wanita dan dianggap sebagai induk munculnya jenis tari Bedhaya lainnya. Kesembilan penari tersebut memiliki posisi masing-masing yang disebut sebagai batak, endhel ajeg, endhel weton, apit ngarep, apit mburi, apit meneng, gulu, dhadha, serta boncit.

    TARI BEDOYO KETAWANG

    Sebenarnya tidak ada perbedaan antara Tari Bedhaya Surakarta dan Tari Bedhaya Yogyakarta. Sama-sama sebagai tari upacara pada saat peristiwa jumenengan dalem atau yang kita kenal sebagai peristiwa penobatan raja baru dan ulang tahun tahta raja. Sama-sama bercerita tentang kisah percintaan Panembahan Senopati yang merupakan Raja pertama Mataram. Perbedaan yang mencolok adalah pada riasan para penarinya. Jika para penari Bedhaya Yogyakarta menggunakan riasan pengantin jawa yaitu jangan menir sedangkan penari Bedhaya Surakarta menggunakan riasan pengantin solo basahan putri dan juga ada satu lagi perbedaanya adalah warna lukisan di kepala jika para penari Bedhaya Yogyakarta menggunakan warna hitam pada pidhih (lukisan di kepala) sedangkan para Penari Bedhaya Surakarta menggunakan warna hijau tua.

  5. TARI GAMBYONG
  6. TARI GAMBYONG

    Tari gambyong merupakan salah satu bentuk tari tradisional Jawa Tengah. Tari gambyong ini merupakan hasil perpaduan tari rakyat dengan tari keraton. Tari gambyong yang dulunya berfungsi sebagai tontonan dan hiburan, berkembang menjadi tari untuk penyambutan tamu dalam berbagai acara.

    TARI GAMBYONG

    Selain itu, peningkatan jumlah penari yang disebabkan oleh bentuk sajian secara masal dan ditambah dengan rentang usia penari yang bervariasi, dari gadis remaja sampai ibu-ibu. Saat ini bahkan seni tari gambyong sudah berbaur di berbagai tingkatan pendidikan, dari mulai PAUD sampai Perguruan Tinggi. Dari hal tersebut, menandakan bahwa Sejarah Tari Gambyong Jawa Tengah memiliki sifat njawani atau khas Jawa yang tidak akan cepat hilang tertelan zaman, situasional, dan fleksibel.

  7. TARI BAMBANGAN CAKIL

  8. TARI BAMBANGAN CAKIL

    Tari Bambangan Cakil merupakan salah satu tari klasik yang ada di Jawa khususnya Jawa Tengah, yang berasal dari Surakarta dengan tradisi wayang orangnya. Tari ini sebenarnya diadopsi dari salah satu adegan yang ada dalam pementasan Wayang Kulit yaitu adegan Perang Kembang. Tari ini menceritakan perang antara kesatria melawan raksasa. Kesatria adalah tokoh yang bersifat halus dan lemah lembut, sedangkan Raksasa menggambarkan tokoh yang kasar dan beringas. Di dalam pementasan wayang Kulit, adegan perang kembang ini biasanya keluar tengah-tengah atau di Pathet Sanga.

    Perang antara Kesatria (Bambangan) melawan raksasa ini sangat atraktif, dalam adegan ini juga bisa digunakan sebagai tempat penilaian seorang dalang dalam menggerakkan wayang. Makna yang terkandung dalam tarian ini adalah bahwa segala bentuk kejahatan dan keangkaramurkaan pasti kalah dengan kebaikan.
TARIAN DARI YOGYAKARTA
  1. TARI SERIMPI SANGUPATI

  2. TARI SERIMPI SANGUPATI

    Suatu jenis tari klasik dari Daerah Istimewa Yogyakarta yang diiringi oleh gamelan jawa. Dibawakan oleh 4 penar, karena kata srimpi adalah sinonim bilangan 4. Hanya saja pada tari Srimpi Renggowati penarinya ada 5 orang. Menurut Dr. Priyono nama serimpi dikaitkan ke akar kata “impi” atau mimpi. Gerakan tangan yang lambat dan gemulai merupakan ciri khas dari tarian srimpi itu sendiri. Menyaksikan tarian lemah gemulai sepanjang 3/4 hingga 1 jam itu sepertinya orang dibawa ke alam lain, alam mimpi. Menurut Kanjeng Brongtodiningrat, komposisi penari Serimpi melambangkan empat mata angin atau empat unsur dari dunia yaitu : Grama ( api), Angin ( Udara), Toya (air),Bumi ( Tanah).

  3. TARI BEDHAYA SEMANG

  4. TARI BEDHAYA SEMANG

    Tari Bedhaya Semang merupakan tari sakral dari Yogyakarta, tari ini berfungsi sebagai tari upacara pada saat peristiwa jumenengan dalem atau yang kita kenal sebagai peristiwa penobatan raja baru dan ulang tahun tahta raja. Tari ini diciptakan pada masa-masa perjuangan Pangeran Mangkubumi. 

TARI BEDHAYA SEMANG
    Pada dasarnya sama dengan Bedhaya Ketawang dari Surakarta kedua tari ini bersumber dari akar yang sama (kedua kerajaan tersebut berasal dari dinasti mataram), namun keduanya memiliki ciri khas unik yang berbeda. Hal ini disebabkan karena kedua keraton ini menciptakan suatu ciri khas sebagai identitas jati diri.
TARIAN DARI JAWA TIMUR
  1. TARI REMO

  2. TARI REMO

    Berdasarkan perkembangan sejarah tari remo, dulunya tari remo merupakan seni tari yang digunakan sebagai pembuka dalam pertunjukan ludruk. Namun seiring berjalannya waktu, fungsi dari tari remo pun mulai beralih dari pembuka pertunjukan ludruk, menjadi tarian penyambutan tamu, khususnya tamu – tamu kenegaraan. Selain itu tari remo juga sering ditampilkan dalam festival kesenian daerah sebagai upaya untuk melestarikan budaya Jawa Timur. Oleh karena itulah kini tari remo tidak hanya dibawakan oleh penari pria, namun juga oleh penari wanita. Sehingga kini muncul jenis tari remo putri. Dalam pertunjukan tari remo putri, umumnya para penari akan memakai kostum tari yang berbeda dengan kostum tari remo asli yang dibawakan oleh penari pria.

  3. TARI REOG PONOROGO

  4. TARI REOG PONOROGO

    Reog adalah salah satu budaya daerah di Indonesia yang masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik dan ilmu kebatinan yang kuat. Sebuah warisan budaya tari dari Jawa Timur yang megah dan kolosal dengan atribut-atribut sakral. Tari Reog Ponorogo menurut Ki Ageng Mirah berawal dari ceritanya yang legendaris mengenai Kerajaan Bantaranangin yang oleh sebagian besar masyarakat Ponorogo dipercaya sebagai sejarah.


    TARI REOG PONOROGO

    Adipati Batorokatong yang beragama Islam juga memanfaatkan barongan ini untuk menyebarkan agama Islam. Nama Singa Barongan kemudian diubah menjadi Reog, yang berasal dari kata Riyoqun, yang berarti khusnul khatimah yang bermakna walaupun sepanjang hidupnya bergelimang dosa, namun bila akhirnya sadar dan bertaqwa kepada Allah, maka surga jaminannya. Selanjutnya kesenian reog terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Kisah reog terus menyadur cerita ciptaan Ki Ageng Mirah yang diteruskan mulut ke mulut, dari generasi ke generasi.
TARIAN DARI BALI
  1. TARI KECAK

  2. TARI KECAK

    Tari Kecak biasanya disebut sebagai tari "Cak" atau tari api (Fire Dance) merupakan tari pertunjukan masal atau hiburan dan cendrung sebagai sendratari yaitu seni drama dan tari karena seluruhnya menggambarkan seni peran dari "Lakon Pewayangan" seperti Rama Sita dan tidak secara khusus digunakan dalam ritual agama hindu seperti pemujaan, odalan dan upacara lainnya.

    TARI KECAK

    Bentuk - bentuk "Sakral" dalam tari kecak ini biasanya ditunjukan dalam hal kerauhan atau masolah yaitu kekebalan secara gaib sehingga tidak terbakar oleh api.Keunikan dari tari kecak tidak seperti tari bali lainnya menggunakan gamelan sebagai musik pengiring tetapi dalam pementasan tari kecak ini hanya memadukan seni dari suara - suara mulut atau teriakan - teriakan seperti "cak cak ke cak cak ke" sehingga tari ini disebut tari kecak.

  3. TARI PENDET

  4. TARI PENDET

    tari Pendet adalah sebuah ritual sakral odalan di pura yang disebut mamendet atau mendet. Prosesi mendet berlangsung setelah pendeta mengumandangkan puja mantranya dan seusai pementasan topeng sidakarya—teater sakral yang secara filosofis melegitimasi upacara keagamaan.

    TARI PENDET

    Hampir setiap pura besar hingga kecil di Bali disertai dengan aktivitas mamendet. Pada beberapa pura besar seperti Pura Besakih yang terletak di kaki Gunung Agung itu biasanya secara khusus menampilkan ritus mamendet dengan tari Baris Pendet. Tari ini dibawakan secara berpasangan atau secara masal oleh kaum pria dengan membawakan perlengkapan sesajen dan bunga.


    TARI PENDET

    Tari Pendet bercerita tentang turunnya dewi-dewi kahyangan ke bumi. Biasanya menurut gentra.lk.ipb.ac.id, Tari Pendet dibawakan secara berkelompok atau berpasangan oleh para putri, dan lebih dinamis dari tari Rejang. Ditampilkan setelah tari Rejang di halaman Pura dan biasanya menghadap ke arah suci (pelinggih). Para penari Pendet berdandan layaknya para penari upacara keagamaan yang sakral lainnya, dengan memakai pakaian upacara, masing-masing penari membawa perlengkapan sesajian persembahan seperti sangku (wadah air suci), kendi, cawan, dan yang lainnya.

  5. TARI LEGONG

  6. TARI LEGONG

    Legong merupakan sekelompok tarian klasik Bali yang memiliki pembendaharaan gerak yang sangat kompleks yang terikat dengan struktur tabuh pengiring yang konon merupakan pengaruh dari gambuh. Kata Legong berasal dari kata "leg" yang artinya gerak tari yang luwes atau lentur dan "gong" yang artinya gamelan. "Legong" dengan demikian mengandung arti gerak tari yang terikat (terutama aksentuasinya) oleh gamelan yang mengiringinya. Gamelan yang dipakai mengiringi tari legong dinamakan Gamelan Semar Pagulingan.

    TARI LEGONG

    Legong dikembangkan di keraton-keraton Bali pada abad ke-19 paruh kedua.[1] Konon idenya diawali dari seorang pangeran dari Sukawati yang dalam keadaan sakit keras bermimpi melihat dua gadis menari dengan lemah gemulai diiringi oleh gamelan yang indah. Ketika sang pangeran pulih dari sakitnya, mimpinya itu dituangkan dalam repertoar tarian dengan gamelan lengkap.

TARIAN DARI NUSA TENGGARA BARAT/NTB
  1. TARI MPAA LENGGOGO & BATU NGANGA

  2. TARI MPAA LENGGOGO

    Seni tari daerah Nusa Tenggara Barat yaitu Tari Mpaa Lenggogo dan Tari Batu Nganga. Tari Mpaa Lenggogo merupakan sebuah tarian untuk menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW. Tarian ini sering dipertunjukkan pada upacara-upacara perkawinan atau upacara khitanan keluarga raja.


    TARI BATU NGANGA

    Sedangkan Tari Batu Nganga merupakan sebuah tari berlatar belakang cerita rakyat yang mengisahkan tentang kecintaan rakyat terhadap putri raja yang masuk batu dan permohonan mereka agar sang putri dapat keluar dari dalam batu. Berikut ini adalah salah satu gambar Tari Mpaa Lenggogo dan Tari Batu Nganga.
TARIAN DARI NUSA TENGGARA TIMUR/ NTT
  1. TARI CACI/PERANG

  2. TARI CACI/PERANG

    Tari caci salah satunya, yaitu atraksi tarian perang khas Manggarai, di Nusa Tenggara Timur yang menyiratkan simbol dan makna kepahlawanan serta keperkasaan. Tarian ini melibatkan dua orang laki-laki yang masing-masing bertindak sebagai penyerang dan sebagai pihak yang bertahan (penangkis serangan). Penari Caci yang saling unjuk kebolehan tersebut biasanya berasal dari dua kelompok, masing-masing terdiri dari delapan orang yang secara bergantian bertukar posisi sebagai kelompok penyerang dan bertahan. Setiap penari akan mendapat kesempatan berhadapan dengan anggota kelompok lawan, baik sebagai penyerang atau penangkis serangan.

    TARI CACI/PERANG

    Para penari caci semuanya adalah laki-laki tetapi tidak semua lelaki dapat unjuk kebolehan dan keterampilan di arena caci. Terdapat sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi diantaranya adalah tubuh atletis adalah salah satu syarat yang harus dimiliki seorang penari caci. Syarat lainnya, penari harus pandai pula menyerang lawan dan atau bertahan dari serangan lawan, luwes dalam melakukan gerak tari, serta dapat menyanyikan lagu daerah. Hal-hal tersebut yang akan mereka lakukan selama pertunjukkan yang diringi musik gendang, gong, dan nyanyian.

  3. TARI GARENG LAMENG

  4. TARI GARENG LAMENG

    Tari Gareng Lameng, adalah salah satu tarian dari Nusa Tenggara Timur yang dipertunjukkan pada upacara khitanan. Tari ini berupa ucapan selamat serta mohon berkat kepada Tuhan agar yang dikhitan sehat lahir batin dan sukses dalam hidupnya.

TARIAN DARI KALIMANTAN BARAT
  1. TARI MONONG

  2. TARI MONONG

    Tari ini sering juga disebut dengan tari Manang. Tari ini merupakan sebuah tari penyembuhan yang dapat menyembuhkan atau menangkal penyakit yang ada dalam tubuh si sakit. Dalam tarian ini penari bertindak seperti seorang dukun dengan menggunakan jampi-jampi. Penari bisa dalam keadaan in trance, dan tarian ini merupakan bagian dari upacara adat Bemanang/Balian.

  3. TARI PINGGAN

  4. TARI PINGAN

    Merupakan Tarian Tunggal pada masyarakat Dayak Mualang kabupaten Sekadau yang pada masa kini sebagai tari hiburan masyarakat atas rezeki/tuah/makanan yang diberikan oleh Tuhan. Tari ini berkaitan erat dengan penerimaan/penyambutan tamu/pahlawan.

  5. TARI JONGAN

  6. TARI JONGAN

    Merupakan Tarian Tunggal pada masyarakat Dayak Mualang kabupaten Sekadau yang pada masa kini sebagai tari hiburan masyarakat atas rezeki/tuah/makanan yang diberikan oleh Tuhan. Tari ini berkaitan erat dengan penerimaan/penyambutan tamu/pahlawan.

  7. TARI KONDAN

  8. TARI KONDAN

    Merupakan tari pergaulan yang diiringi oleh pantun dan musik tradisional masyarakat Dayak kabupaten Sanggau Kapuas. Kesenian Kondan ini adalah ucapan kebahagiaan terhadap tamu yang berkunjung dan bermalam di daerahnya. Kesenian ini dilakukann dengan cara menari bersama dan berbalas pantun.
TARIAN DARI KALIMANTAN TENGAH
  1. TARI BALEAN DADAS

  2. TARI BALEAN DADAS

    Tari ini sering juga disebut dengan tari Manang. Tari ini merupakan sebuah tari penyembuhan yang dapat menyembuhkan atau menangkal penyakit yang ada dalam tubuh si sakit. Dalam tarian ini penari bertindak seperti seorang dukun dengan menggunakan jampi-jampi. Penari bisa dalam keadaan in trance, dan tarian ini merupakan bagian dari upacara adat Bemanang/Balian.

  3. TARI TAMBUN & BUNGAI

  4. TARI TAMBUN & BUNGAI

    Tari tambun dan bungai, berasal dari daerah palangkaraya, Kalimantan Tengah. Tarian ini merupakan tari yang mengisahkan kepahlawanan Tambun dan Bungai dalam mengusir musuh yang akan merampas hasil panen rakyat. Tambun dan bungai adalah pejuang di Kalimantan Tengah. Tambun dan Bungai adalah tokoh legenda suku dayak ot Danum yang tinggal di tengah pulau Kalimantan khususnya wilayah Kabupaten gunung Mas. Tambun dan Bungai adalah saudara dari ayah mereka yang merupakan adik-kakak. Kedua orang ini, Tambun dan Bungai memiliki perasaan yang sama yaitu jika salah satu diantara mereka bersedih maka yang satu akan ikut merasakan kesedihan yang sama dialaminya. Keduanya memiliki karakter dan sifat yang sama. Mereka memiliki watak yang cerdas, lemah lembut, peramah, suka menolong sesama, sedikit menerima banyak memberi, cepat kaki ringan tangan, bijaksana, dan pantang menyerah untuk membela kebenaran.

    Salah satu peristiwa penting yang memjadikan Tambun dan Bungai sebagai pejuang di Kalimantan Selatan adalah mereka selalu menang dalam pertempuran melawan musuh yang akan merampas tanah dan panen masyarakat setempat. Mereka akhirnya mendapat gelar dari Nyai Undang raja di Pematang Sawang yaitu gelar “Tumenggung Tambun Terjun Ringkin Duhung dan “Tumenggung Bungai Andin Sindai”. Atas semua perjuangan Tambun dan Bungai, banyak orang yang menciptakan kebudayaan untuk mengenang Tambun dan Bungai salah satunya adalah Tarian Tambun dan Bungai.
TARIAN DARI KALIMANTAN SELATAN
  1. TARI BAKSA KEMBANG

  2. TARI BAKSA KEMBANG

    Tari Baksa Kembang berasal dari daerah Banjar, Kalimantan Selatan sebagai tarian untuk menyambut tamu. Tari ini biasanya ditarikan oleh wanita, baik tunggal dan dapat juga ditarikan oleh beberapa penari wanita. Awal mulanya sekira abad 15 sebelum masehi, seorang pangeran bernama Suria Wangsa Gangga di kerajaan Dipa dan Daha di pulau Kalimantan mempunyai seorang kekasih bernama putri Kuripan. Satu peristiwa di waktu yang lain adalah saat putri Kuripan memberikan setangkai bunga teratai merah kepada pangeran. Peristiwa itu merupakan cikal bakal lahir tarian Baksa Kembang di Banjar provinsi Kalimantan Selatan.

    TARI BAKSA KEMBANG

    Menurut Yurliani Johansyah, pakar tari klasik Banjar. Tari Baksa Kembang ada sejak sebelum pemerintahan Sultan Suriansyah raja pertama Kerajaan Banjar. Tarian ini diciptakan satu masa dengan tari Baksa lainnya, Baksa Dadap, Baksa Lilin, Baksa Panah dan Baksa Tameng pada zaman Hindu sebelum Islam datang.

  3. TARI RADAP RAHAYU

  4. TARI RADAP RAHAYU

    Tari Radap Rahayu adalah tari klasik daerah Banjarmasin dan bersifat sakral. Tari ini merupakan tarian untuk menyambut tamu sebagai tanda penghormatan. Kata radap berasal dari beradap=adap yang memiliki arti bersama-sama, berkelompok dan atau lebih dari satu. Rahayu memiliki arti galuh wan bungas yang cantik. Selain itu, Rahayu memiliki arti kebahagian, kesenangan, kemakmuran.

    TARI RADAP RAHAYU

    Pada awalnya, tari Radap Rahayu adalah tarian yang memiliki fungsi sebagai penolak bala dan bersifat ritual bagi masyarakat Banjarmasin. Tari Radap Rahayu dilakukan pada upacara seperti kehamilan, perkawinan dan kematian.
TARIAN DARI  KALIMANTAN TIMUR
  1. TARI PERANG KANCET PEPATAY

  2. TARI PERANG KANCET PEPATAY

    Tarian ini menceritakan tentang seorang pahlawan Dayak Kenyah berperang melawan musuhnya. Gerakan tarian ini sangat lincah, gesit, penuh semangat dan kadang-kadang diikuti oleh pekikan si penari.


    TARI PERANG KANCET PEPATAY

    Dalam tari Kancet Pepatay, penari mempergunakan pakaian tradisionil suku Dayak Kenyah dilengkapi dengan peralatan perang seperti mandau, perisai dan baju perang. Tari ini diiringi dengan lagu Sak Paku dan hanya menggunakan alat musik Sampe.

  3. TARI GONG KALTIM

  4. TARI GONG KALTIM

    Tari Gong merupakan salah satu ekspresi seni masyarakat Dayak yang mendiami Kalimantan Timur. Tari Gong adalah tari yang mengekspresikan tentang kelembutan seorang wanita dengan menari di atas Gong dengan gerakan yang lemah lembut dan penuh keseimbangan. Tari ini mengungkapkan kecantikan, kepandaian dan lemah lembut gerakan tari. Sesuai dengan nama tarinya, tari Gong ditarikan di atas sebuah Gong, diiringi dengan alat musik Sapeq ( alat musik yang dipetik seperti kecapi). Penari Gong menggunakan busana berupa baju manik dan Taah ( pakaian khas wanita yang terdiri dari kain beludru yang dihiasi manik-manik, yang dipakai dengan cara dililitkan pada pinggang, yang masing-masing ujung tali dililitkan dan berhenti di pusar ), serta perlengkapan lainnya yang digunakan Lavung ( Topi yang dibuat dari rotan dan terdapat corak-corak sesuai dengan corak baju dan Taah), dan kalung yang terbuat dari manik-manik yang berwarna dan gigi atau taring Macan, dan bulu burung Enggang yang dikenakan di kedua belah tangan penari.
TARIAN DARI  SULAWESI UTARA
  1. TARI MAENGKET

  2. TARI MAENGKET

    Tari Maengket sudah dikenal sejak masyarakat Minahasa mengenal pertanian. Dahulu tari Maengket dilakukan saat panen sebagai ucapan rasa syukur kepada Tuhan dengan gerakan yang sederhana. Tari maengket terdiri dari 3 babak yaitu Maowey Kamberu, Marambak, Lalayaan.

    TARI MAENGKET

    Moawey Kamberu adalah tarian yang dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur pada saat panen padi berlimpah. Sementara, Marambak adalah tarian yang menampilkan semangat gotong royong rakyat Minahasa dalam membangun rumah baru bagi keluarga baru, dan lalayaan adalah tarian yang melambangkan pemuda-pemudi minahasa yang mencari jodoh atau dikenal juga dengan tari pergaulan muda-mudi Minahasa di zaman dulu.

  3. TARI POLO-PALO GORONTALO

  4. TARI POLO-PALO GORONTALO

    Tari polo – palo merupakan salah satu seni tari yang berasal dari Gorontalo, Sulawesi Utara. Tarian ini merupakan tarian pergaulan yang biasa dipentaskan oleh para remaja Gorontalo. Pada perkembangannya, tari polo – palo terbagi menjadi dua jenis, yaitu tari palo – palo tradisional dan tari palo – palo modern. Di mana kedua jenis ini memiliki perbedaan yang terlihat jelas. Misalnya jumlah penarinya. Tari polo – palo tradisional biasanya dimainkan oleh penari tunggal yang diringi oleh musik yang dimainkan sendiri atau solo. 
    Sedangkan tari polo – palo modern lebih sering ditampilkan secara berkelompok dengan iringan musik yang sudah diaransemen. Pada tari polo – palo tradisional pemukul tidak hanya dimainkan dengan cara memukulkannya pada alat musik tetapi juga pada bagian anggota penari khususnya lutut dengan irama yang beraturan. Sedangkan pada tari polo – palo modern, pemukul hanya dipukulkan pada alat musiknya, tidak pada bagian tubuh. Namun tak dapat dipungkiri pada tari polo – palo modern, para pemain musik lebih mengandalkan ritme musik yang lebih berkualitas. Hal inilah yang akhirnya menutut para pemain musik pada tari polo – palo untuk lebih mengembangkan kemampuan bermusik mereka agar bisa menghasilkan musik yang indah

TARIAN DARI SULAWESI TENGAH


  1. TARI LUMESE

  2. TARI LUMESE

      Tarian Lumese menampilkan sejumlah simbol perilaku sosial masyarakat tradisional di Kabaena, salah satu pulau besar setelah Buton dan Muna di Provinsi Sulawesi Tenggara. Klimaks dari tarian ini adalah sebagian penari menghunus parang tajam, lalu batang-batang pisang pun rebah ke tanah! Seperti kebanyakan seni tari tradisional yang masih orisinal, tarian lumense kurang mengeksplorasi tubuh melalui gerakan-gerakan yang dapat lebih mengekspresikan simbol-simbol keseharian masyarakat pendukung kesenian tersebut. Gerak para penari hanya mengandalkan gerakan dasar dengan dukungan irama musik dari tetabuhan gendang dan bunyi gong besar (tawa-tawa) dan gong kecil (ndengu-ndengu). Namun, secara artistik, gerak tari lumense tetap memenuhi kriteria tontonan.


    TARI LUMESE
      Tari Lumense atau Tarian Lumense adalah tarian yang berasal dari Tokotu'a, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara. Kata lumense sendiri berasal dari bahasa daerah setempat yakni lume yang berarti terbang dan mense yang berarti tinggi. Jadi, lumense bisa diartikan terbang tinggi. Tari lumense sendiri berasal dari kecamatan Kabaena. Suku Moronene merupakan penduduk asli dari wilayah ini. Nenek moyang suku ini adalah bangsa melayu tua yang dating dari hindia belakang pada zaman pra sejarah. Secara geografis, kecamatan kabaena merupakan pulau terbesar setelah buton dan Muna di Sulawesi tenggara. Menurut sejarah, dahulu kecamatan kabaena berada di bawah kekuasaan kerajaan Buton sehingga hubungan kekerabatan antara Kabaena dan buton pun sangat erat. Hal ini juga mempengaruhi perkembangan kebudayaan di wilayah Kabaena termasuk tari Lumense.

    1. TARI PULE CINDE

    2. TARI PULE CINDE

      Tari Peule Cinde, termasuk pula tarian untuk menyambut tamu agung. Puncak acaranya adalah dengan menaburkan bunga bagi para tamu. Tarian ini adalah prosesi penyambutan tamu agung dimana setiap tamu agung yang berkunjung disuguhi oleh tarian ini dan ditaburkan bunga-bungaan oleh para gadis-gadis penari yang cantik.

    TARIAN DARI SULAWESI TENGGARA
    1. TARI DINGGU

    2. TARI DINGGU

      Menurut mitos masyarakat tolaki padi itu berasal dari jasad putri bidadari yang ketujuh yang mana turun kebumi. Setelah panen, sebagai ungkapan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa masyarakat Tolaki mengadakan sejenis Pesta Rakyat yang akan dihadiri oleh seluruh masyarakat yang berada ditempat itu.Untuk memperoleh beras yang cukup banyak maka diadakanlah MODINGGU, atau semacam pekerjaan massal untuk menumbuh padi yang dilakukan muda-mudi dikala senja sampai malam hari yang diterangi oleh sinar rembulan,dan akhiri lulo bersama guna melepas lelah setelah seharian bekerja keras.

      Tari Dinggu, melambangkan sifat kegotong royongan dalam kerja bersama sewaktu menumbuk padi. Sentuhan alu pada lesung merupakan irama tersendiri yang menyentuh hati.

    3. TARI BALUMPA

    4. TARI BALUMPA

      Tari Balumpa merupakan tarian dari provinsi Sulawesi Tenggara, tepatnya dari daerah Wakatobi berkembang di daerah Binongko. Tari Balumpa banyak di tampilkan sebagai tarian selamat datang sebagai sambutan akan kehadiran tamu pada acara-acara penting dan besar pada even-even maritim semisal sail bunaken, sail wakatobi, sail Indonesia dll.

      Tarian Balumpa Wakatobi bercerita mengenai gadis-gadis cantik yang sedang bersuka ria berdendang lagu diringin musik sejenis gambus. Jumlah penari biasanya antar enam sampai dengan delapan berpasangan pria dan wanita namun adakalanya Tari Balumpa dapat dibawakan tanpa penari pria.

    TARIAN DARI SULAWESI SELATAN
    1. TARI BOSARA

    2. TARI BOSARA

      Tari Bosara ini mirip dengan tari piring, karena selain menggunakan pakaian khas tari Bosara, juga tak boleh ketinggalan para penari membawa piring khas sulawesi selatan yaitu Bosara. Tarian ini mengambarkan tentang pemberian jamuan kepada tamu, sebagai tanda syukuran atas rejeki dan penghormatan kepada tamu. Pada zaman dahulu tarian ini sering ditarikan untuk menjamu raja, menyambut tamu agung, pesta adat, dan pesta perkawinan. Gerakan tarian ini sangat luwes sehingga enak untuk dilihat.

    3. TARI KIPAS PAKARENA

    4. TARI KIPAS PAKARENA

      Tari Kipas Pakarena merupakan ekspresi kesenian masyarakat Gowa yang sering dipentaskan untuk mempromosi pariwisata Sulawesi Selatan. Dalam bahasa setempat, “pakarena” berasal dari kata “karena” yang memiliki arti “main”. Tarian ini sudah menjadi tradisi di kalangan masyarakat Gowa yang merupakan bekas Kerajaan Gowa.

      TARI KIPAS PAKARENA

      Tidak ada yang tahu persis sejarah tarian ini. Namun menurut mitos, tarian Pakarena berawal dari kisah perpisahan antara penghuni boting langi (negeri khayangan) dengan penghuni lino (Bumi) pada zaman dahulu. Konon sebelum berpisah, penghuni boting langi sempat mengajarkan bagaimana cara menjalani hidup, bercocok tanam, beternak, dan berburu kepada penghuni lino, melalui gerakan-gerakan badan dan kaki. Selanjutnya, gerakan-gerakan itu pula yang dipakai penghuni limo sebagai ritual untuk mengungkapkan rasa syukur kepada penghuni boting langi.

    TARIAN DARI MALUKU
    1. TARI LENSO

    2. TARI LENSO

      Tari Lenso merupakan tari pergaulan sangat identik dengan kaum muda-mudi selain juga dikenal sebagai tari rakyat Maluku. Tari Lenso merupakan tari untuk mencari jodoh karena menjadi media bagi muda mudi Maluku untuk mencari pasangan hidup. Oleh sebab itu, Tari Lenso dipentaskan di keramaian seperti acara penikahan, panen cengkeh, tahun baru, atau acara lain dimana biasanya banyak muda mudi yang masih lajang berkumpul. Tarian ini juga sering dipentaskan untuk menyambut tamu kehormatan.

      TARI LENSO

      Gerakan Tari Lenso tidak terlalu rumit bahkan terlihat sederhana namun keserhanaan itulah yang menjadikan tarian ini istimewa karena mudah ditarikan oleh siapa saja. Musik pengiringnya antara lain tambur minahasa, suling, kolintang (alat musik yang terbuat dari barisan gong kecil yang bersuara tong (nada rendah), ting (nada tinggi) dan tang (nada biasa), tetengkoren, dan momongan. Nada dalam musik pengiring ini ritmenya naik dan turun memberikan harmonisasi antara gerak dan musik. AKsesoris tari Lenso ini biasanya dengan menggunakan sapu tangan.

    3. TARI CAKALELE

    4. TARI CAKALELE

      Tari Cakalele merupakan tarian perang tradisional Maluku yang kini memiliki fungsi untuk menyambut para tamu dalam perayaan adat. Dalam tarian ini biasanya para penari pria memakai senjata parang sedangkan penari wanita menggunakan sapu tangan atau lenso.Biasanya kostum yang digunakan dalam tarian ini, untuk penari pria lebih dominan menggunakan warna merah dan kuning serta menggunakan penutup kepala yang disisipkan dengan bulu putih.

      TARI CAKALELE

      Warna merah yang dikenakan sebagai celana pada penari melambangkan kepahlawanan, atau keberanian dan patriotisme. Sedangkan parang melambangkan martabat penduduk Maluku yang akan dijaga sampai mati. Lalu, perisai serta teriakan para penari melambangkan gerakan protes melawan sistem pemerintahan yang tidak berpihak terhadap rakyat.Dalam tarian Cakalele dibawakan oleh 30 penari pria dan wanita. Tarian ini dilakukan secara berpasang-pasangan dengan diiringi musik drum, glute, bia atau sejenis musik tiup.Selain itu ada juga yang menyebutkan bahwa tarian Cakalele merupakan tarian sebagai bentuk penghormatan kepada nenek moyang bangsa Maluku yang merupakan seorang pelaut. Dalam melakukan tarian ini, arwah nenek moyang mereka dapat memasuki tubuh si penari, sehingga penduduk asli Maluku mempercayai bahwa tarian ini merupakan tarian penghormatan kepada nenek moyangnya.

    TARIAN DARI PAPUA-IRIAN
    1. TARI MUSYOH & TARI SELAMAT DATANG

    2. TARI SELAMAT DATANG

      Tari Musyoh merupakan tarian sakral dalam upaya mengusir arwah orang yang meninggal karena kecelakaan. Sedangkan Tari Selamat Datang adalah tarian yang diiringi musik ritmis dengan gerak tari dinamis yang menunjukkan kegembiraan hati penduduk dalam menyambut tamu yang dihormati. Tari ini menampilkan sekumpulan penari pria dengan pakaian adat papua lengkap dengan tameng dan tombak. Tarian ini mirip seperti tarian perang, dimana gerakan yang energik tampak dalam memainkan tameng dan tombak, terkadang diiringi suara teriakan yang khas. Itulah merupakan gerakan khas dalam tarian tersebut.

    Demikian share saya tentang tari-tarian tradisonal Indonesia beserta gambar dan maknanya dari berbagai daerah Nusantarasemoga bermanfaat dan semakin mencintai keanekaragaman seni tari tradisional Indonesia, terimakasih telah berkunjung. Salam Indonesia Satu.

    Rekomendasi